Mendagri: Kalau Bisa Kepala Daerah Itu Jangan Lewat VIP Terus

By Admin

nusakini.com--Udara pagi masih terasa, pada Sabtu 13 Mei. Maklum hari masih pagi. Jarum jam menunjukan pukul lima lewat, mendekati pukul enam. Sebuah mobil Innova merapat ke tepi jalan, di terminal 2 keberangkatan penumpang Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. 

Satu sosok keluar dari mobil. Dia Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Baru saja berdiri, dan menyapa staf serta beberapa wartawan yang sudah tiba duluan, beberapa pria mendekat. 

"Mohon maaf Pak, kami dari Bank BNI, hendak ke Bangka Belitung, boleh foto bersama," tanya lelaki itu dengan sopannya. 

Menteri Tjahjo, agak kaget. Tapi langsung saja ia mengiyakan permintaan untuk foto bareng. Sekitar enam orang pria pun merapat. Mereka pun mengurubungi Tjahjo, untuk foto bersama. Lainnya, tunggu giliran. 

"Terima kasih pak," kata seorang lelaki usai berfoto bersama. Tjahjo tersenyum. 

Belum juga beranjak, datang lagi serombongan ibu-ibu dan bapak-bapak yang juga meminta foto bareng. Bahkan lebih heboh. Sembari tersenyum, Tjahjo melayani acara foto bareng. 

Usai foto, senyum lebar dari ibu-ibu terkembang. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka pun beranjak masuk ke dalam terminal. Setelah tidak ada lagi yang minta foto bareng, Tjahjo bersama rombongan juga beranjak masuk terminal keberangkatan. 

Rencananya hari itu, ia hendak menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional Persatuan Perangkat Desa seluruh Indonesia (PPDI) yang digelar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Di dalam terminal Tjaho sempat berhenti dulu di sebuah toko buku. Sepertinya ia hendak beli buku. Tidak lama, Tjahjo keluar, sembari menenteng sebuah buku bersampul merah. Sekilas judul buku terlihat: Nabi Khidir. 

Ia kemudian menghampiri beberapa wartawan yang ikut dalam rombongan. Sambil berdiri, ia mengajak sebentar untuk berbincang. "Harusnya dibiasakan, para pemimpin, misalnya kepala daerah kalau mau pergi-pergi itu jangan selalu pakai jalur VIP," katanya. 

Dengan memakai jalur keberangkatan penumpang biasa, lanjut Tjahjo, setidaknya para pemimpin itu bisa bertemu dengan masyarakat. Dan, ini kesempatan untuk menyapa warga. Sekaligus juga, apakah warga itu mengenalinya dan merasa dekat dengan pemimpin tersebut. 

"Ya, kalau lewat jalur keberangkatan penumpang biasa, bukan VIP, kan bertemu dengan masyarakat. Masyarakat juga apakah mengenali dia atau tidak," kata Tjahjo. 

Untuk dekat dengan masyarakat itu, kata Tjahjo, tidak susah. Resepnya sederhana saja. Misalnya jika hendak pergi, tidak perlu lagi via jalur VIP. Kalau rakyat atau masyarakat mengenali dan merasa dekat, tentu akan mendekat. Bisa dengan cara foto bersama dan lain-lain. "Ya, membaurlah," katanya. ⁠⁠(p/ab)